The Golden Alarm

The Golden Alarm merupakan antologi puisi yang menyuarakan pergulatan batin para pelajar, guru, dan orang tua dalam menghadapi tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi, ditambah luka mendalam akibat bencana alam seperti erupsi Gunung Semeru di Lumajang.

Karya ini bukan sekadar kumpulan kata, melainkan potret emosional dan jeritan dari pelajar yang menangis diam di balik layar, dari guru yang tetap mengabdi meski letih tak bertepi, dan dari orang tua yang membagi cinta dan tanggung jawab dengan rasa cemas yang membara.

Lewat puisi-puisi yang menggugah, seperti “Suara Hati Petani”, “Air Mata Ayahku”, “Maafku Tak Bernilai”, dan “Singgah Saudara”, pembaca diajak menyelami rasa kehilangan, keterbatasan, keikhlasan, dan kekuatan yang lahir dari luka. Setiap bait seolah menjadi peluk hangat bagi mereka yang nyaris menyerah—menegaskan bahwa meskipun dunia terasa gelap, harapan masih menyala walau sekecil nyala lilin.

The Golden Alarm adalah lentera di tengah kabut ketidakpastian—yang menyentuh, menggugah, dan menghidupkan kembali semangat kita yang mungkin nyaris padam. Mengajak kita untuk selalu bersyukur, bertahan, dan bangkit lagi untuk menuju kehidupan yang lebih bermakna.

Penulis: Dewi Mustikasari
Tebal buku: 108 halaman
Dimensi : 20 cm x 14 cm
Penerbit : CV. IAM Publishing
Kertas : Book Paper 57 gram
Isi: Hitam Putih