Mbah...
Cucumu datang untuk mengadu
Tiada tempat untuk berteduh
Tiada telinga untuk mendengarkanku
Mbah...
Anak cucumu rindu
Ingin mengenang sejarah dulu
Berjuang hingga akhir hayatmu
Para pahlawan gugur di medan perang
Semua teriak menang...merdeka
Jutaan air mata tak terbendung
Banyak darah mengalir deras di tanah pusaka
Mbah pahlawan...
80 tahun tanah ini merdeka
Terima kasih atas segala pengorbanan
Maaf masih sering mengecewakan
Mbah pahlawan...
Pasti kalian sedang bersedih
Menyaksikan sketsa elegi merah putih
Merdeka tapi porak poranda
Kehidupan negara bak drama
Penuh kejutan bukan fatamorgana
Pejabat hidup bahagia di istana
Rakyat kecil menderita di gubuk sederhana
Kenapa banyak rakyat miskin?
Padahal hidup di atas tanah kaya
Kemana hartanya?
Ternyata dimakan sang penjilat bangsa
Rakyat kecil semakin dicekik
Penguasa semakin terkikik kikik
Katanya merdeka harga mati
Nyatanya banyak yang menukar dengan korupsi
Mbah pahlawan...
Isi hati anak cucumu sudah penuh
Sesak dada melihat rakyat turun ke jalan
Menuntut keadilan tak kunjung usai
Bulan merdeka diselimuti berita duka
Ada pejuang nafkah dilindas mobil barakuda
Dia tulang punggung keluarga yang pulang bersimbah darah
Siapa yang tidak marah?
Ini sumpah anak cucu bangsa
Akan bersatu padu rebut demokrasi
Ini sumpah anak cucu bangsa
Wujudkan demokrasi anti anarkis
Bagaimana nasib masa depan anak cucumu?
Katanya hidup di tanah surga
Nyatanya seperti api neraka
Membakar semangat juang yang sirna
Anak cucu bangsa tidak butuh indahnya retorika
Kami sudah bahagia bhinneka tunggal ika
Sudah kenyang dengan manisnya janji
Kami hanya butuh bukti
Kami butuh dewan perwakilan rakyat yang merakyat
Bukan yang membuat rakyat melarat
Anak cucu bangsa hanya butuh kenyamanan
Tinggal di negeri sendiri
Tanpa ancaman bertubi-tubi
Kami sudah lelah marah
Kami hanya ingin pejabat yang amanah
Dirgahayu NKRI
Sembuhlah bumi pertiwi
Sidoarjo, 30 Agustus 2025
Suara Hati Anak Cucu Bangsa