KKN: Tempat Mahasiswa Turun ke Bumi, Bukan Turun Pangkat

August 1, 2025 by
Anna
| No comments yet

Ngomongin KKN alias kuliah kerja nyata sering kali bikin perasaan mahasiswa campur aduk, antara antusias dan cemas. Bagi sebagian mahasiswa, momen KKN bener-bener jadi pengalaman tak terlupakan. Namun, tidak sedikit mahasiswa menganggap KKN sebatas kewajiban atau formalitas tanpa makna mendalam. Bagi saya yang pernah menjalaninya, bisa mengatakan bahwa program ini punya potensi luar biasa asal dijalani dengan benar.

Pertama kali mendengar tentang KKN, bayangan saya adalah bekerja sosial di desa terpencil, tinggal di rumah sederhana, dan berbaur dengan masyarakat. Ternyata, bayangan itu tidak meleset, hanya saja lebih rumit dari yang saya kira. Saya dan teman-teman satu kelompok ditempatkan di sebuah desa kecil yang masih asing dengan dunia digital. Akses internet nyaris tidak ada, sinyal telepon pun harus dicari sampai ke ujung jalan.

Awalnya, kami datang dengan semangat membara, membawa program-program besar. Pelatihan literasi digital, penyuluhan kesehatan, hingga pendampingan UMKM. Namun, antusiasme itu sempat padam ketika realitas tak seindah rencana. Warga desa tidak terlalu antusias, beberapa program dianggap tidak relevan, dan kami pun harus mengubah strategi. Dari situ Kami belajar bahwa keberhasilan KKN bukan terletak pada seberapa brilian ide kita, memahami seberapa mampu kita memahami kebutuhan nyata masyarakat.

Inilah poin penting yang sering terlewat. KKN bukan tentang mahasiswa yang “menolong” desa, tetapi tentang mahasiswa yang belajar dari masyarakat. Kita datang bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai pelajar. Dari proses ini, saya banyak belajar tentang empati, ketekunan, komunikasi lintas budaya, dan pentingnya mendengar sebelum bertindak. KKN menjadi ruang nyata di mana teori-teori kampus diuji dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, saya juga memahami bahwa ada mahasiswa yang tidak merasakan manfaat dari KKN. Ada yang mengeluh tentang birokrasi kampus yang rumit, minimnya bimbingan dosen, dan bahkan ketimpangan beban kerja antar anggota kelompok. Ini adalah PR besar bagi kampus: memastikan bahwa program KKN tidak sekadar menjadi syarat kelulusan, tetapi benar-benar menjadi pengalaman yang mendewasakan.

Meski demikian, saya tetap setuju dengan keberadaan KKN. Dalam dunia yang semakin individualis dan kompetitif, mahasiswa perlu dilatih untuk keluar dari zona nyaman. KKN menghadirkan medan latihan yang nyata. Tentang kerja tim, komunikasi, dan beradaptasi dengan lingkungan yang serba terbatas.

Sign in to leave a comment